Globalisasi
berasal dari kata global yang berarti universal atau umum. Bukan hanya
perkembangan teknologi informasi ataupun dalam dunia kerja saja yang memasuki
era globalisasi, tetapi koperasi pun sudah dituntut untuk beradaptasi dengan
era globalisasi ini. Pada tulisan kali ini saya akan membahas apakah koperasi
sudah siap dalam menghadapi era globalisasi pada saat ini dengan analisa SWOT. Analisis
SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan
ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat
faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses,
opportunities, dan threats).
Tak
dapat kita pungkiri bahwa masyarakat secara keseluruhan telah merasakan
perekonomian globalisasi melalui perdagangan bebas. Berbagai kesepakatan,
jalinan kerjasama, perjanjian multilateral, berbagai kelompok negara maju dan
berkembang, penyatuan mata uang, dan lain-lain, merupakan suatu wujud dari
lintas batas geografis-regional menuju pada kepentingan ekonomi internasional
yang tak terhindarkan. Bagi Indonesia, jelaslah bahwa implikasi dari
perdagangan bebas ini adalah pentingnya upaya untuk membuka ketertutupan usaha,
peluang, dan kesempatan, terutama bagi usaha koperasi yang menjadi salah satu
pola usaha ekonomi rakyat. Hal ini menjadi sangat penting karena produk yang
dihasilkan dari Indonesia harus berkompetisi secara terbuka tidak hanya di
pasar dalam negeri, melainkan juga di luar negeri/pasar internasional.
Analisa
SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang
mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam perumusan strategi
SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari
peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths)
mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata
atau menciptakan sebuah ancaman baru.
Dalam
manajemen koperasi, perencanaan strategis adalah pengambilan keputusan saat ini
untuk pelaksanaan koperasi pada masa datang. Pengambilan keputusan dalam
organisasi Koperasi Indonesia harus mempertimbangkan sumber daya, kondisi saat
ini serta peramalan terhadap keadaan yang mempengaruhi koperasi dimasa yang
akan datang. Untuk melakukan perencanaan Strategis dalam koperasi maka pengurus
koperasi harus memperhatikan 4 aspek penting yaitu masa depan dan peramalanya,
aspek lingkungan baik internal atau eksternal, target kedepan dan terakhir
strategi untuk pencapaian target.
1.
STRENGHT
(KEKUATAN)
Dengan mengetahui kekuatan, koperasi dapat dikembangkan menjadi lebih
tangguh hingga mampu bertahan dalam perekonomian di Indonesia dan mampu
bersaing untuk pengembangan selanjutnya. Dibawah ini merupakan kekuatan apa
saja yang dimiliki oleh koperasi Indonesia :
·
Anggaran pembangunan yang cukup memadai
· Komitmen Pimpinan Kementrian Koperasi untuk menegakkan
birokrasi yang efisien dan efektif serta akuntabel
· Dukungan politik dari masyarakat, pemerintah daerah
dan lembaga legislatif (kebijakan pro koperasi)
2.
WEAKNESS
(KELEMAHAN)
Dengan mengetahui unsur kelemahan apa saja yang terdapat pada koperasi
Indonesia, kita dapat mencari kendala utama untuk mensinergikan potensi dan
sumber daya untuk pemberdayaan koperasi secara tepat.
Salah satu yang harus dilakukan koperasi untuk bisa memang dalam
persaingan adalah menciptakan efisiensi biaya. Tetapi ini juga bisa ditiru /
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan lain (non-koperasi). Jadi, ini bukan suatu
keunggulan kompetitif yang sebenarnya dari koperasi. Menurutnya satu-satunya
keunggulan kompetitif sebenarnya dari koperasi adalah hubungannya dengan
anggota. Dibawah ini adalah kelemahan apa saja yang dimiliki oleh koperasi
Indonesia :
· Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang yang
persebarannya kurang merata dan kurang memadai
· Perspektif pimpinan instansi pemerintah dan dunia
usaha bahwa pemberdayaan koperasi semata-mata urusan Kementrian Koperasi
3.
OPPORTUNITY
(PELUANG)
Kita harus menegaskan bahwa koperasi-koperasi perlu memahami apa yang
bisa membuat mereka menjadi unggul di pasar yang mengalami perubahan yang
semakin cepat akibat banyak faktor multi termasuk kemajuan teknologi,
peningkatan pendapatan masyarakat yang membuat perubahan selera pembeli,
penemuan-penemuan material baru yang bisa menghasilkan output lebih murah,
ringan, baik kualitasnya, tahan lama, dan makin banyaknya pesaing-pesaing baru
dalam skala yang lebih besar. Dibawah ini adalah peluang apa saja yang dimiliki
oleh koperasi Indonesia :
· Pulihnya perekonomian nasional dari krisis ekonomi dan
pertumbuhan ekonomi selama tahun mendatang
· Otonomi daerah yang lebih baik ditambah dengan
perimbangan keuangan yang lebih adil serta kedekatan pemda dengan permasalah
pelaku ekonomi di wilayahnya
· Ketersediaan tenaga kerja yang mutunya makin meningkat
serta sumber daya alam yang beraneka ragam
·
Kemauan politik yang kuat dari pemerintah ditambang
dengan komitmen membangun sistem ekonomi yang lebih demokratis berdasarkan
sistem ekonomi kerakyatan
·
Tuntutan masyarakat untuk pembangunan yang makin
berkeadilan dan transparan
4.
THREATS
(ANCAMAN)
Kita harus mengetahui hal-hal yang dapat mendatangkan kerugian bagi
kopersi seperti Peraturan Pemerintah yang tidak memberikan kemudahan berusaha,
rusaknya lingkungan, meningkatnya
pelacuran atau gejolak sosial sebagai akibat mahalnya dan persaingan tour
operator asing yang lebih professional. Dibawah ini adalah ancaman/kesulitan
yang harus dihadapi oleh koperasi Indonesia :
· Bertambahnya pelaku pasar multinasional yang sangat
inovatif dan mampu menyajikan produk dan layanan yang lebih baik
·
Penegakan hukum yang belum efektif
·
Rendahnya kualitas SDM, Produktivitas ditambah dengan
daya saing koperasi
·
Mekanisme pasar yang berkeadilan belum efektif
berfungsi
·
Keterbatasan keuangan negara untuk menstimulan
pembangunan ekonomi
· Belum optimalnya pelaksanaan otonomi daerah untuk
mendukung pemberdayaan koperasi
·
Belum lengkapnya lembaga pemberdayaan koperasi
·
Rendahnya partisipasi anggota koperasi dalam kegiatan
usaha koperasi
· Rendahnya tingkat kepedulian, kemampuan, dan kualitas
pembina dalam memberdayakan koperasi
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT
http://manado.tribunnews.com/2011/11/25/penerapan-strategi-swot-pada-koperasi?page=4
http://www.slideshare.net/YucaSiahaan/analisis-swot-koperasi