Belum lama ini kita sempat di gegerkan oleh
banyak kasus pembunuhan. Salah satunya kasus pembunuhan ibu dan anak yang
terjadi di Cakung, Jakarta Timur. Sungguh tidak berprikemanusiaan jika
memikirkan bagaimana pelaku menikam ibu dan anak tersebut. Berikut ini adalah
kronologis pembunuhan smeaker.com :
Heri Kurniawan (39) sebagai tersangka pembunuhan ibu dan anak tersebut
adalah seorang residivis yang belum lama keluar dari penjara. Kronologi pembunuhan ibu dan anak tersebut berawal
ketika Heri yang sebelumnya memantau rumah bernomor 13 selama 2 hari.
Setelah dipastikan rumah tersebut aman tak berpenghuni, Heri membuka
pintu pagar dengan tenang tanpa seizin pemilik rumah.
Direktur Reserse Kriminal Umum Kombes Pol Krishna Murti menjelaskan
dengan masuk rumah yang dikira kosong tersebut awalnya hanya untuk merampok.
“Setelah masuk rumah, pelaku menggeratak dengan harapan bisa mengambil
barang berharga. Dia menggeratak sekitar setengah jam, pukul 12.30-13.00 WIB,”
ujar Krishna, Jumat (16/10) .
Dengan terburu-buru, Heri langsung menggeledah laci-laci yang ada
dirumah milik pasangan Heno Pujo Laksono dan Dayu Priambarita tersebut, namun
sayang tak membuahkan hasil. Hal tersebut tak lantas membuatnya pergi meninggalkan rumah itu, setelah
itu Heri langsung melirik ke sebuah kamar tidur ternyata rumah yang ia kira
tak berpenghuni mulai menunjukkan aktivitas. Suara anak kecil terdengan dari
dalam kamar.
Mantan warga binaan Lembaga Permsyarakatan (LP) Cipinang ini pun melipir
ke dapur, mencari pisau, manakala niat jahatnya itu terbongkar oleh pemilik
rumah itu. Pisau ia selipkan di pinggangnya.
“Selanjutnya dia berjalan ke arah kamar dan kebetulan korban Dayu keluar
kamar. Mungkin dia curiga mendengar suara dari luar kamar,” kata Krishna.
Heri dan Dayu beratatap mata, Dayu yang menyadari ternyata ada orang
asing masuk ke rumahnya spotan langsung berteriak minta tolong sambil berlari
ke arah kamar untuk mengamankan diri bersama anaknya dengan mengunci kamar. Namun naas, langkah Dayu dihentikan Heri. Dengan cepat Heri langsung
menikam leher Dayu menggunakan pisau dapur yang diambil sebelumnya.
Dengan sisi tenaga Dayu yang ada, ia mencoba melawan Heri untuk
melindungi buah hatinya yang ada dikamar.
“Setelah ditusuk sekali, korban masih melawan. Pelaku bilang ke kami
‘Karena melawan, saya tambahin (tusukannya)’. Saat itu korban ananda Yoel
berada di dalam kamar,” imbuh Krishna.
Heri juga menebas leher Yoel yang menyadari pria itu telah menyakiti
ibunya. Sebelum tewas, bocah 5 tahun itu sempat menyelamatkan ibunya. Dengan
tubuh kecilnya, Yoel berlari ke arah Heri sambil berteriak, memohon agar Heri menghentikan
perbuatan sadisnya dengan berurai air mata.
“Dari pengakuan pelaku, ananda Yoel berusaha menyelamatkan ibunya dan
berteriak ‘jangan om…jangan’ saat pelaku menusuk tubuh ibunya. Yoel juga
berteriak meminta bantuan tetangga sekitar, karena itu pelaku akhirnya turut
menghabisi Yoel dengan menghujamkan tusukan beberapa kali,” terang Krishna.
Jasad Dayu dan Yoel sebelumnya ditemukan sekitar pukul 17.30 WIB, Kamis
8 Oktober dalam kondisi mengenaskan. Dayu mengalami luka di leher kiri, dagu
sebelah kanan, punggung kiri, dada kanan, dan bawah ketiak kanan. Sementara
anaknya, Yuel, mengalami luka terbuka di leher.
Sungguh naas bukan nasib ibu dan anak
tersebut? Keadaan ini menunjukkan semakin menurunnya moral bangsa kita, Bangsa
Indonesia. Terlebih didukung dengan kondisi ekonomi setiap orang yang
berbeda-beda. Tindakan pembunuhan tersebut dilandasi oleh terdesaknya kebutuhan
ekonomi. Melihat hal ini, sangat dibutuhkan tindaka pemerintah yang tegas. Dibutuhkan
peran pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negara kita,
sehingga hal-hal yang seperti ini dapat kita tekan kemungkinan terjadinya.