Permasalahan ekonomi yang terjadi di suatu negara
dapat memperlambat laju pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia permasalahan ekonomi
dapat menghambat terwujudnya dan kesejahteraan masyarakat. Beberapa
permasalahan ekonomi Indonesia sebagai berikut:
1.
Rendahnya Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah
satu indikasi yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan
negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat melalui tingkat produksi
barang dan jasa yang dapat dihasilkan selama satu periode tertentu. Pertumbuhan
ekonomi negara berkembang seperti Indonesia sering terkendala masalah modal dan
investasi. Indonesia masih bergantung pada modal dari investasi pihak asing
untuk menunjang kegiatan ekonominya.
Lambatnya pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi
naiknya harga minyak dunia. Kenaikan harga minyak dunia merupakan akibat
langkanya minyak mentah. Kelangkaan disebabkan menipisnya cadangan minyak serta
terhambatnya distribusi minyak. Kenaikan harga minyak menyebabkan harga barang
pokok lain ikut naik. Akibatnya, daya beli masyarakat menjadi berkurang dan
terjadi penurunan kegiatan ekonomi masyarakat.
2.
Kemiskinan
Kemiskinan merupakan keadaan masyarakat yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup meliputi makanan, pakaian,
tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan sebagai akibat
berkurangnya pendapatan masyarakat secara riil. Masyarakat mengalami penurunan
daya beli barang-barang kebutuhan pokok secara umum. Akibatnya, masyarakat
tidak dapat hidup secara layak sehingga taraf hidupnya menurun.
Berdasarkan data BPS bulan Maret 2012 jumlah
penduduk yang berada dalam garis kemiskinan berjumlah sekitar 29,13 juta orang
(11,96%). Jumlah ini berkurang sebanyak 0,89 juta orang dari periode yang sama
tahun sebelumnya. Menurunnya angka kemiskinan ditunjang adanya penurunan harga
komoditas makanan sedikit lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan
makanan.
3.
Pengangguran
Secara umum pengangguran diartikan sebagai angkatan
kerja yang tidak bekerja. Pengangguran merupakan rantai masalah yang dapat
menimbulkan beberapa permasalahan pada suatu negara. Pengangguran disebabkan
jumlah angkatan kerja yang tidak seimbang dengan jumlah lapangan
kerja/kesempatan kerja. Akibatnya, banyak angkatan kerja yang tidak dapat
terserap dalam lapangan pekerjaan sehingga menimbulkan pengangguran.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah
angkatan kerja di Indonesia tahun 2012 mencapai 120,4 juta jiwa. Sementara itu,
jumlah pengangguran pada bulan Februari 2012 sebanyak 7,61 juta jiwa turun dari
tahun sebelumnya sebanyak 7,7 juta jiwa. Hal ini diharapkan sebagai indikasi
yang baik mengenai perbaikan keadaan ketenagakerjaan di Indonesia. Untuk
mencapai harapan tersebut, pemerintah perlu mengusahakan kebijakan di bidang
ketenagakerjaan, misalnya perbaikan kualitas tenaga kerja / sumber daya
manusia, menciptakan lapangan pekerjaan, mendorong tumbuhnya investasi dan
modal, menyediakan informasi lapangan pekerjaan, serta memberikan pelatihan dan
keterampilan bagi tenaga kerja.
4.
Kesenjangan Penghasilan
Penghasilan digunakan masyarakat untuk memenuhi
berbagai kebutuhannya. Dalam masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhannya.
Dalam masyarakat terdapat kelompok masyarkat dengan penghasilan tinggi dan
kelompok masyarakat dengan penghasilan rendah. Masyarakat yang memiliki
penghasilan tinggi mampu memenuhi kebutuhan hidupnya mulai dari kebutuhan
primer, sekunder, hingga tersier. Sementara itu, kelompok masyarakat yang
memiliki penghasilan rendah tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya meskipun
kebutuhan yang paling dasar.
Perbedaan kelompok masyarakat dengan penghasilan
tertentu menimbulkan permasalahan kesenjangan penghasilan. Oleh karena itu,
diperlukan peran pemerintah dalam memeratakan penyaluran distribusi pendapatan.
Hal ini dilakukan untuk meratakan kemampuan masyarakat dalam menikmati hasil
pembangunan. Selain itu, upaya pemerintah dalam meratakan penghasilan bertujuan
untuk mengurangi kesenjangan dan kecemburan sosial masyarakat.
5.
Inflasi
Berdasarkan data BPS, inflasi Indonesia pada tahun
2011 sebesar 3,79%. Inflasi yang terjadi di Indonesia disebabkan tingginya
permintaan agregat, sementara permintaan barang dan jasa tidak diimbangi dengan
kemampuan produksi dan kenaikan biaya produksi. Inflasi ditandai oleh kenaikan
harga barang dan jasa secara keseluruhan.
Hal ini akan menimbulkan penurunan
daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa. Inflasi berdampak pada lesunya
kegiatan perekonomian, kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja
pemerintah, melemahnya nilai rupiah, dan ketidakstabilan perekonomian negara.
Berdasarkan sumbernya inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi
tarikan permintaan dan inflasi dorongan biaya.
6.
Hutang Luar Negeri
Indonesia memiliki hutang luar negeri yang sangat
banyak yakni lebih dari USD 100 miliar. Setiap kementerian mempunyai hutang.
Indonesia adalah negara dengan hutang luar negeri terbesar ke-3 di dunia
setelah Brazil dan Meksiko. Hutang yang terus menumpuk tersebut menyebabkan
terjadinya berbagai masalah perekonomian seperti nilai mata uang Rupiah yang
terus menurun.
7.
Defisit Anggaran
APBN Indonesia selalu mengalami defisit. Defisit
adalah saat ketika anggaran belanja lebih tinggi dari anggaran pendapatan.
Itulah salah satu alasan kenapa hutang negara kita terus menumpuk. Penyebab
utamanya adalah korupsi, perilaku pemerintah yang sangat boros anggaran, dan
subsidi yang tidak tepat sasaran.
8.
Ketidakmampuan Industrial
Industri di Indonesia kebanyakan hanya merakit
barang saja. Kalaupun ada industri besar, industri tersebut pasti milik asing.
Perindustrian masih sangat bergantung pada ekonomi, bahan baku, dan teknologi
asing. Padahal kita memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang
sangat besar. Namun karena kita tidak dapat mengelolanya dengan baik, maka kita
harus meminta bantuan asing. Akibatnya, sebagian keuntungan dibawa ke luar
negeri sedangkan Indonesia hanya mendapatkan pendapatan dari pajak dan upah
buruh saja.
9.
Ketidakmampuan Mengelola Sumber Daya Manusia
Walaupun penduduk Indonesia terbanyak ke-4 di dunia,
namun kualitasnya masih sangat buruk. Sehingga Indonesia selalu kekurangan para
ahli dan harus mendatangkannya dari luar negeri. Sedangkan kebanyakan orang
Indonesia yang bekerja di luar negeri hanya bisa menjadi pembantu saja.
10.
Penguasaan Iptek yang Kurang
Penguasaan iptek di Indonesia juga masih sangat
kurang. Ini disebabkan karena jumlah tenaga ahli di Indonesia masih sangat
sedikit. Kalaupun ada, mereka lebih memilih untuk bekerja di luar negeri karena
penghasilannya jauh lebih tinggi. Penguasaan iptek yang kurang menyebabkan
Indonesia tidak bisa mengelola kekayaan alamnya sendiri.
11.
Korupsi
Korupsi menjadi masalah serius di negeri ini. Hampir
di semua bidang terjadi korupsi dan suap-menyuap baik itu “kelas teri” maupun
“kelas kakap”. Akibatnya bermacam-macam, mulai dari program pemerintah yang
menjadi kacau, penegakan hukum menjadi lemah, dan pemborosan anggaran.
12.
Masalah Pangan
Ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan harga
pangan membuat harga pangan terus meroket terutama sembako. Ditambah lagi
dengan semakin sempitnya lahan pertanian akibat alih fungsi lahan. Sangat
ironis memang mengingat Indonesia adalah negara agraris yang sangat subur.
Kesejahteraan petani yang kurang diperhatikan menjadi salah satu penyebabnya.
Untuk memenuhi kebutuhan pangan saat ini, pemerintah harus mengimpornya dari luar
negeri.
13.
Pembangunan yang Cenderung Tersentralisasi
Indonesia memang sedang pesat-pesatnya membangun.
Tetapi yang disayangkan adalah kenapa hanya kawasan tertentu saja yang dibangun
sedangkan daerah lain ditinggalkan begitu saja. Hal ini menyebabkan terjadinya
kesenjangan sosial dan daerah perkotaan menjadi semakin padat. Jika pemerintah
melakukan pembangunan secara merata, maka setiap daerah akan berkembang lebih
cepat dan itu juga bisa mempercepat kemajuan Indonesia.SOURCE :
http://hedisasrawan.blogspot.com/2013/02/permasalahan-ekonomi-di-indonesia.html
http://isma-ismi.com/masalah-ekonomi.html
0 komentar:
Posting Komentar