Prinsip Akuntansi - Ilmu akuntansi dalam
perkembangannya selalu mempunyai patokan yang menjadi dasar acuan dalam proses
dan segala aktivitasnya.. Seluruh aktivitas harus sejalan dengan kaidah kaidah
akuntansi yang isa dinilai secara objektif. Agar tidak menyebabkan perbedaan
yang pada akhirnya memunculkan permasalahan, sehingga seluruh laporan keuangan
bisa dibaca, dimengerti semua pihak, maka perlu penyeragaman terhadap prosedur
akuntansi, maka diciptakanlah Prinsip prinsip akuntansi yang berlaku umum atau
yang juga familiar dengan PABU
Prinsip Akuntansi sering kali dilupakan, bahkan
sebagian besar kawan perkuliahan bingung menjawab apa saja prinsip prinsip
akuntansi itu, mungkin sudah terlalu dalam memahami akuntansi sehingga terlupa
hal mendasar ini.
Prinsip Akuntansi merupakan konsep mendasar yang
dipergunakan sebagai acuan didalam seluruh aktivitas akuntansi.
Ilmu akuntansi merupakan sebuah seni pencatatan yang
dinamis, dan bukan ilmu pasti yang memiliki bagian yang konstan. Ilmu akuntansi
bisa berkembang dan menyesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan yang ada.
Prinsip akuntansi disetiap negara tentulah berbeda,
menyesuaikan dengan keperluan dan alasan alasan lain yang berbeda ditiap
negara. Di Indonesia, IAI adalah badan yang mengatur tentang peraturan
akuntansi yang berlaku di Indonesia, termasuk prinsip prinsip akuntansi.
Berikut ini beberapa prinsip dasar akuntansi yang
bisa menjadi pedoman dalam segala aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan
akuntasi
Prinsip
Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum
1.
Prinsip Entitas Ekonomi | Economic Entity Principle
Prinsip Entitas Ekonomi atau yang sering juga
disebut prinsip kesatuan entitas merupakan konsep kesatuan usaha dimana
akuntansi menganggap bahwa perusahaan adalah sebuah kesatuan ekonomi yang
berdiri sendiri dan terpisah dengan pribadi pemilik ataupun entitas ekonomi
yang lain. Akuntansi memisahkan dengan jelas kekayaan atau aset perusahaan
tidak boleh dicampur dengan kekayaan pribadi pemilik perusahaan. Jadi seluruh
pencatatan atas seluruh transaksi yang terjadi tidak diperbolehkan bercampur
antara pencatatan usaha dengan transaksi pemilik.
Hal ini juga berlaku untuk kewajiban, kewajiban atau
hutang pribadi perusahaan harus dipisahkan dengan jelas dari kewajiban
perusahaan sehingga ada pemisahan tanggung jawab terhadap keuangan yang jelas
2.
Prinsip Periode Akuntansi
Pada Prinsip Periode Akuntansi atau yang juga
disebut prinsip kurun waktu, penilaian dan pelaporan keuangan perusahaan
dibatasi oleh periode waktu tertentu, hal ini bertujuan supaya informasi
keuangan bisa dihasilkan tidak harus menunggu usaha yang tengah dijalankan
tutup. Umumnya, perusahaan menjalankan usahanya berdasarkan periode periode
akuntansi semisal dimulai tanggal 1 Januari hingga tanggal 31 Desember
3.
Prinsip Biaya Historis
Prinsip Biaya Historis mengharuskan setiap barang
atau jasa yang diperoleh dicatat berdasarkan semua biaya yang dikeluarkan dalam
mendapatkannya. Apabila terjadi proses tawar menawar, yang dinilai adalah harga
jadi sesuai kesepakatan. Berbagai cara bisa digunakan dalam menilai sebuah aset
yang dibeli meliputi nilai buku, nilai pasar, nilai ganti ataupun nilai tunai.
Dalam standar GAAP, Prinsip ini harus mempergunakan harga perolehan atau yang
juga disebut juga harga akuisisi didalam pencatatan perolehan aset (aktiva),
Hutang, Modal (equitas) dan biaya.
Lebih lanjut harga perolehan adalah harga pertukaran
yang telah disepakatai oleh kedua belah pihak yang terlibat dalam transaksi.
Semisal apabila perusahaan membeli tanah yang harga pasaran dilokasi tersebut
sebesar 100 juta, dan perusahaan membelinya hanya dengan 80 juta, maka yang
dicatat dan diakui adalah harga tanah yang 80 juta, harga kesepakatan dengan
penjualan.
Untuk lebih jelas mengenai harga perolehan,
Sebelumnya sudah saya bahas di: Perolehan Aktiva Tetap
4.
Prinsip Satuan Moneter
Prinsip Satuan Moneter menyatakan bahwa pencatatan
transaksi hanya yang dinyatakan didalam bentuk mata uang tanpa melibatkan
bagian non-kualitatif semisal mutu, prestasi, kestrategisan usaha dan lain
lainnya yang tidak bisa dilaporkan atau tidak bisa dinilai dalam bentuk uang
tidak bisa dilaporakan pada laporan keuangan walau informasi informasi ini bisa
jadi sangat relevan dan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Semua
pencatatan hanya terbatas pada segala yang bisa diukur dengan satuan uang.
5.
Prinsip Kesinambungan Usaha | Going Concern
Prinsip ini menganggap bahwa sebuah entitas bisnis
berjalan secara terus menerus berkesinambungan tanpa ada pembubaran atau
penghentian kecuali terdapat peristiwa tertentu yang bisa menyanggahnya
6.
Prinsip Pengungkapan Penuh | Full Disclosure Principle
Laporan keuangan harus menyajikan informasi
informasi yang informatif serta dimaklumkan sepenuhnya.
Prinsip Pengungkapan Penuh merupakan prinsip dimana
akuntansi menyajikan informasi yang sangat lengkap dalam laporan keuangan.
Namun, dikarenakan informasi infrmasi yang disajikan adalah berupa ringkasan
atas seluruh transaksi transaksi yang terjadi dalam satu periode dan juga
terdapat pada saldo saldo dari rekening tertentu, maka tidak mungkin seluruhnya
bisa tercover semua didalam laporan keuangan. Untuk itu umumnya pada laporan
keuangan diberi keterangan tambahan terhadap informasi yang ada didalam laporan
keuangan. bentuk bentuk informasi tambahan seperti catatan kaki atau lampiran. isinya
biasanya seperti ini:
Pada laporan keuangan, ditulis dalam kurung
"()" dibawah post yang bersangkutan atau memakai rekening tertentu
Prinsip Akuntansi yang digunakan
Perubahan perubahan, semisal adanya perubahan
didalam penerapan prinsip akuntansi, taksiran, koreksi kesalahan, kesatuan
usaha. Catatan ini sekaligus menunjukkan bagaimana perlakuan terhadap perubahan
yang terjadi tersebut
Kemungkinan adanya laba atau rugi yang bersyarat
Kontrak kontrak pembelian atau kontrak penting
lainnya,
Keterangan tambahan yang disusun untuk menunjukkan
perhitungan yang lebih rinci dan detail terhadap suatu jumlah tertentu yang
dirasa penting dan material
Informasi mengenai modal, seperti jumlah saham dan
yang lainnya
7.
Prinsip Pengakuan Pendapatan | Revenue Recognition Principle
Pendaptan adalah kenaikan harta yang diakibatkan
oleh kegiatan usaha seperti penjualan, penerimaan bagi hasil, persewaan dan
yang lainnya. Adanya aliran masuk aktiva atau harta yang ditimbulkan dari
penyerahan baran ataupun jasa yang dilakukan oleh sebuah entitas usaha selama
periode tertentu.
Dasar yang dipergunakan untuk mengukur besar
kecilnya pendapatan adalah jumlah kas ataupun setara kas (ekuivalennya) yang
diperoleh atas transaksi penjualan dengan pihak yang lain.
Pendapatan diakui ketika terjadi penjualan barang
ataupun jasa, dan ada kepastian tentang jumlah besar kecilnya yang bisa diukur
handal dengan harta yang diperoleh. Namun ketentuan ini tidak selalu bisa
diterapkan sehingga akhirnya muncul ketentuan ketentuan lain untuk bisa
mengakui pendapatan. Ketentuan lain ini semisal pengakuan pendapatan ketika
produksi telah selai, selama barang diproduksi serta ketika kas atau yang
setara kas telah diterima
8.
Prinsip Mempertemukan | Matching Principle
Prinsip Matching dalam akuntansi maksudnya adalah
biaya yang dipertemukan / di"matching"kan dengan pendapatan yang
diterima, ini dimaksudkan untuk menetukan besar kecilnya penghasilan bersih
ditiap periode.
Contoh dan penjelasan lebih dalam Matching Principle
pada postingan: Pendapatan diterima Dimuka
Dalam prinsip ini sangat bergantung pada penentuan
pendapatan, jika pengakuan pendapatan ditunda contohnya, maka pembebanan baya
juga tidak bisa dlakukan hingga pendapatan diakui
Ada beberapa kesulitan pada prinsip ini semisal
biaya biaya yang dikeluarkan tidak berhubungan langsung dengan pendapatan yang
diterima, semisal, biaya administrasi yang tidak bisa dihubungakan dengan
pendapatan perusahaan, Namun kasus seperti ini masih bisa diatasi dengan cara
membebankan biaya yang dikeluarkan tersebut kedalam periode terjadinya
pengeluaran, tidak disandingkan dengan pendapatan.
Biaya yang tidak bisa disandingkan dengan pendapatan
tersebut sering disebut dengan Period Cost karena tidak memiliki keterkaitan
yang langsung danjelas dengan pendapatan yang diterima.
Contoh biaya yang sulit dihubungkan dengan
pendapatan yang lain semisal biaya biaya yang telah dikeluarkan memiliki
hubungan yang jelas dengan produksi tapi manfaatnya tidak habis dalam satu
periode, bermanfaat untuk beberapa periode. Untuk biaya yang dikeluarkan ini
pembebanannya ditunda. Permasalahan yang timbul adalah bagaimana pengalokasian
biaya setiap periodenya dimana manfaat dari biaya yang dikeluarkan tersebut
bermanfaat diperiode berikutnya. Contoh Pembelian Gudang ataupun mesin yang
bermanfaat untuk beberapa periode, bukan hanya bermanfaat ketika pembelian aset
tersebut terjadi.
Sebagai efek dari prinsip ini adalah dipergunakan
Accrual Basis didalam pembebanan biaya, yang akhirnya memunculkan jurnal
penyesuaian pada setiap akhir periode untuk mempertemukan pendapatan dan biaya
9.
Prinsip Konsistensi | Consistency Principle
Prinsip Konsistensi adalah prinsip dimana metode
metode atau prinsip akuntansi yang dipergunakan dalam pelaporan keuangan tetap
digunakan secara konsisten, tidak berubah ubah metode dan prosedur. Hal ini
berguna agar laporan keuangan yang dihasilkan bisa dibandingkan dengan laporan
keuangan pada periode periode sebelumnya sehingga bisa memberikan manfaat lebih
bagi user sebagai dasar pengambilan keputusan.
Metode dan prosedur yang dipergunakan perusahaan
dalam proses akuntansi harus dilakukan dan diterapkan secara konsisten dari
periode ke periode, sehingga bisa dengan cepat diketahui apabila ada perbedaan
perbedaan dengan metode yang sama
Prinsip ini tentu tidak bermaksud untuk melarang
sebuah pergantian metode akuntansi, perusahaan boleh mengadakan pergantian
metode yang dipakainya namun perusahaan harus menjelaskan dalam laporan
keuangan mengapa terdapat pergantian metode, apakah alasan alasan pergantian
metode tersebut bisa diterima atau tidak.
10.
Prinsip Materialitas
Penerapan akuntansi didasarkan pada teori untuk
menyeragamkan seluruh aturan, namun kenyataannya tidak semua penerapan
akuntansi itu mentaati teori teori yang ada, Maka dari itu tak jarang terjadi
adanya pengungkapan informasi yang sifatnya material ataupun material
Prinsip Prinsip Akuntansi tersebut diatas semestinya
diterapkan dengan kesuaian dan ranah akuntansi yang berorientasi kepada
pengguna laporan keuangan. Demikian tulisan tentang Prinsip Prinsip akuntansi
yang berlaku umum, semoga bermanfaat.